Our Potty Training Journey
- Aranandita
- Feb 27, 2018
- 13 min read
Hai!
sudah lama sekali gak pernah nulis di blog ini, karena satu dan lain hal. Tahun 2017 adalah tahun yang.... "nano-nano' banget deh pokoknya!
anyway, beberapa minggu lalu aku memberanikan diri untuk berbagi pengalaman dengan teman-teman instagram ku soal perjalanan dan tips soal potty training ku dengan Kinar secara LIVE (yes, you right. Instastory (LIVE)) well, not sure if am gonna do it again in the future tho :)))
Aku dan Kinar mulai kenalan dengan pispot atau potty atau apapun itu sebutannya, sejak Kinar usia 12 bulan. yeah sedini itu. alasannya utamannya: nothing special tho ! aku cuman pingin mengenalkan hal ini ke Kinar se-gentle mungkin, plus... pada saat itu dari pada nganggur, dan biasanya aku lumayan haus akan goal dalam sehari-hari mengurus Kinar dirumah, why not coba umur 12 bulan!
Tapi aku memulai dengan serius saat Kinar mendekati usia (18 bulan-24 bulan) 2 tahun, karena aku baby-step sekali. sama sekali tidak terburu-buru. Targetnya Kinar selesai menyusui, transisi ke toddler bed, dan potty training saat sudah lepas ASI agar memudahkan aku mengukur liquid yang diminum Kinar.
Apa saja yang harus disiapkan?
pertanyaan ini sering sekali aku terima di DM instagram atau persoal chat dari Kawan-kawan. whooho.. jangan terburu-buru dulu untuk membeli barang super cute terkait potty training ini. Yang selalu aku lakukan sebelum melakukan sesuatu yang menyangkut Kinar, aku suka mengajak doi ngomong dulu berjuta-juta kali di ulang, dan aku beri pendekatan lewat buku dan tools lainnya seperti boneka. Kelihatannya seperti cara yang basi ya? atau mungkin ada yang berpikiran di ajak ngomong dan pakai buku adalah: ah tidak practical sepertinya...mana bisa anak kecil diajak bicara dan kemudian setuju melakukan hal yang kita suruh?!
Well, percaya atau tidak, dulu waktu aku masih usia SD-SMP dan belum mengerti gimana rasanya mendidik anak, aku sempat berpikiran seperti itu ; mana ngerti sih anak kecil di ajak ngomong apa, juga dia gak focus gitu. Lalu, suatu hari, waktu aku tau aku bakal jadi Tante, karena Mba Milla (Kakak Iparku tersayang) hamil anak pertamanya, yang which is akan menjadi ponakan pertama ku, cucu pertama di keluargaku, sepulang kuliah di semester 1 ku, aku mendatangi sebuah toko buku super cool di Mall Olympic Garden, Malang. Aku kesana dengan beberapa teman dekatku semasa kuliah. Aku berdiri di rak buku pertama sebelah kanan toko itu, tulisannya : "Motherhood, baby, parenting". Lalu itu adalah titik balik dari pola pikir ku yang dulu aku punya tentang anak kecil. Ternyata ada para ahli, yang melakukan banyak research dan menuangkan banyak ide untuk membuat generasi lebih baik. Aku juga sadar kalau ternyata segala milestone pada anak itu selalu ada penjelasannya, selalu ada research-nya selalu ada alasannya, selalu ada ilmunya, termasuk masalah Potty Training ini. Di toko itu aku berakhir dengan membeli buku yang menurutku super cool dan menarik untuk dibaca, lalu di kirim untuk calon Ibu dari keponakanku tersayang, Mba Milla.
So!
1. Komunikasi itu adalah penting hukumnya. walaupun anak gak mau denger, marah, lasak, maksa what-so-ever, kita sebagai orang tua emang kudu mengulang-ngulang apa yang kita mau sampaikan ke anak kita, look at the eyes. Apa saja yang harus kita omongi ke anak kita kalau kita tidak langsung mempraktekkan duduk di toilet pada hari pertama?
berikut sebagian contoh kalimat dan tema yang aku bicarakan ke Kinar:
- Kinar, pempersnya basah ya kalau Kinar pipis disini? coba deh liat coba deh pegang?
- Kinar, udah satu tahun sekarang! yeay! big girl! nanti kita coba Kinar untuk gak pakai Pempers yaa?
- Kinar inget gak Kakak A yang ketemu ditaman? Kakaknya gak pake pempers karena sudah besar yeey!
2. Sempatkan membeli buku yang menjelaskan tentang potty training.
3. Untuk anak perempuan, aku sarankan untuk memakaikan pempers ke boneka kesayangan si anak, dan bikin kegiatan mem-potty training-kan boneka itu.
untuk anak laki-laki sebenarnya gak masalah sih kalau dikasih simulasi dengan boneka ini, asalkan bonekanya gak terlalu girly kali ya? menurut kalian gimana? tapi aku sering banget loh liat anak kecil cowo bawa boneka kesayangan, kayaknya di sekolahan Kinar hampir semua anak cowo punya special bunny.Kalau gak punya dan gak mau pakai cara ini, bisa kali pakai robot kesayangan? hahah, well kalau gak pas juga, point 1 dan 2 nya di perkuat.
Setelah anak fimiliar dengan kata-kata "pipis di toilet", "lepas pempers", "tahan pipis", "lepas celana", "cuci tangan", etc yang menyangkut kegiatan pipis ini, barulah usia 18 bulan aku beli peralatannya. Aku sih goal nya beli barang yang praktis, yang Tahan lama. gak ribet, ringkes, mudah di bersihkan. Dan tertanya, as we go training, di situ aku juga belajar alat mana yang paling nyaman buat Kinar, dan paling cocok buat kamar mandi ku yang ukurannya tidak besar.
Peralatan yang di perlukan
1. Membeli Potty
pertama aku beli dari IKEA, itu adalah potty termurah yang aku temui.

Ternyata pakai ini Kinat gak suka, gak praktis juga karena harus di bersihi, di buang, dan oh not to forget about pup kalau dia pup disitu aku bersihinnya bakal susah disitu dan mayan geli juga, belum lagi mindahi Kinar dari potty ke spot untuk bersihin dan istinja nya. haish! good thing dia gak mau disini, walaupun super murah.
Shopping kedua aku lakukan dengan sunggu rapih, dan bener2 menomor satukan kenyamanan dan fungsi. Bodo amat soal style atau lelucuan lainnya. Oke, kamar mandiku gak besar, yang terbaik mungkin yang modelnya sesimple mungkin, kalau gitu yang model adapter gitu sepertinya oke.

Pilihannya jatuh di produknya Baby Bjørn. Produk ini punya kelebihan dimana, ukurannya bisa di adjust sesuai dengan ukuran toilet di rumah. soal ketahannya jangan ditanya, produk ini, memang cukup mahal tapi beneran tidak pernah mengecewakan. piring, bib, sendok, bib paiting aku beli sekitar hampir 3 tahun lalu , sampai sekarang masih bertahan, tidak pudar warna, hampir seperti baru.

Nah sistem yang seperti ini yang aku cari karena aku, paling ga nyaman, kalau potty-nya tuh gak kenceng di tempat, gerak-gerak kaya gak paten gitu. haha ngerti kan maksudnya. Tapi pakai ini, bikin Kinar ngerasa sama kaya duduk di kursi toilet beneran, karena supportnya bagus, anaknya gak wiggle-wiggle kalau duduk. Dan aku juga jadi gak gampang parno-an klo wiggle-wiggle gitu kan jorok kalau pas dipakai di toilet umum hiii, :p
Alhamdulillah Kinar suka banget sih. gak complain. Cukup khawatir Kinar gak tertarik dengan polosnya si potty ini, cuma ada gambar si "bjørn" alias Teddy Bear di Ujung atas, itu punn cuma satu, well, khasnya produk Baby bjørn emang gitu sih.
2. Membeli Pakaian Dalam yang Menarik
Dalam urusan pakaian dalam, aku memutuskan untuk go festive! memilih betul-betul tema yang di sukai Kinar pada saat itu. ini penting untuk membangkitkan semangat si Kinar. awal-awalnya emang si Kinar jadi suka pamer celananya dan menolak pakai celana panjang karena takut gambarnya gak kelihatan. Hanya awal-awal saja sih, setelah itu kembali normal. Aku gak bisa banyak cerita di bagian ini, aneh rasanya ngomongin soal pakaian dalam Kinar ke orang lain, plus this will go for public.Aku yakin kalian langsung ngerti maksud ku dari "go festive!", "pilih tema yang disukai" kan?
Aku juga ngajarin Kinar untuk memberi si boneka kesayangannya celana dalam juga. Biar Kinar ngerti maksudnya apa dari kegiatan ini. Tidak perlu yang Mahal ya!
3. Alas anti ompol
Alas ini di gunakan dibawah sprei tempat tidur si anak, agar supaya memudahkan kalian buat mencuci, gak perlu menjemur matrass, etc. Aku gak pakai alas yang sekali pakai buang, pft! gak baik untuk lingkungan plus, harganya Mahal kalau dihitung-hitung apalagi kalau anak kita sering "accident". Juga aku gak pakai alas pipis yang berbubble-bubble itu, argh, suka kesal sama modelnya dan brisiknyavplus dingin karena dari plastik dan tidak breathable.
Alas yang aku pakai bahanya lembut dan tidak tebal, awet sampai sekarang, dan mudah di bersihkan gampang kering, ini dibelikan oleh kakak iparku, Mba Milla. Sepertinya didapat di online shop di Indonesia, namanya Dry Pad produknya Cuddle Me . Usahakan punya lebih dari satu.

Dry Pad ini aku taruh di bawah sprei, atau di sofa tempat dia biasa duduk, kalau-kalau Kinar gak tahan ingin Pipis. Kepake sampai sekarang. Alhamdulillah.
4. Produk kebersihan lantai dan disinfactan product
Ini adalah point penting yang aku pikirkan sejak jauh-jauh hari saat akan memulai training. Didalam rumah aku siapkan semua alat-alat perang ini:
- Sabun lantai
- Kain pel ukuran sedang
- Gloves karet
- Detol
- Air panas
kalau aku sih aku masukkin di embel khusus dan dimasukkin di botol-botol bekas, agar ukurannya nyaman untuk dibawa keliling rumah. jadi kalau ada adegan ngompol terjadi aku langsung siap tanggap, dan Kinar juga jadi gak lari kemana-mana selama dia masih bsah kuyup pasca insiden ngompolnya.
STEP by STEP
Awali dari yang tersulit
No.2
Setelah diawali dengan membaca berulang-ulang, simulasi ke boneka, dan coba deh sesering mungkin didudukin di toilet, dari yang awalnya duduk masih lengkap dengan celana dan pempers, sampai lambat laun tanpa celana (walaupun gak ada pipis dan pupup yang keluar).
Aku dan suami sudah sepakat akan sesabar mungkin menghadapi Kinar di fase perubahan besar ini. Karena aku paham mungkin ini adalah perubahan besar untuk Kinar jadi jangan terburu-buru atau mematok target berapa lamanya.
Aku mengawali dengan NO.2 alias Pup alias buang air besar. Karena Kinar selalu sangat konsentrasi saat No.2 berlangsung dan sering kali dibarengi dengan menangis. Jadi sepertinya kita butuh banyak waktu di NO.2.
Caranya simpel, asal konsisten dan rajin, juga peka untuk si Ibu, Bapak atau orang rumah sekalipun. Ketika Kinar sudah menunjukkan tanda-tanda mau Pup, langsung buru-buru aku angkat ke toilet dan didudukkan. Kalau kalian benar-benar take your time dari step perkenalan, mendudukkan anak ketoilet di menit-menit genting saat NO.2 terjadi aku yakin tidak akan jadi masalah, karena they get the idea already.
Ada beberapa temenku cerita kalau anak mereka cenderug mojok di tembok dan nangis ketika pup. Atau bener-bener gak bisa diganggu bahkan di pegang sekalipun ketika No.2 berlangsung.
Saran yang bisa kuberi selain memperlama waktu pendekatan dan simulasi berkali-kali, aku sarankan sedikit demi sedikit membiasakan sianak merubah posisi pewe-nya yang mojok itu ke pangkuan si Ibu atau at least posisi duduk. Jadi mereka paham kalau proses geden dan focus bisa di lakukan sembari duduk. Nah, disini pentingnya potty yang gak wiggle-wiggle itu, mereka akan merasa steady dan gak aneh ketika transisi duduk ke toilet. Saran ini aku kasih ke temenku, Kumasi untuk putrinya yang super lucu, Olivja. Dan ternyata berhasil walau memakan waktu lama :)
No.1
Setelah No.2 selesai di handle, aku beralih ke No.1 alias Pipis alias buang air kecil.
Karena selama proses No.2 kadang sesekali gak sengaja Kinar sekalian Pipis, maka untuk No.1 tidak se-sulit No.2. Disini saran yang bisa aku berikan adalah luangkan 1-2 hari khusus untuk mencatat berapa kali, di jam berapa, berapa intervalnya si kecil pipis selama 24 jam. Setelah di record semua, ini akan memudahkan kamu untuk lebih focus lagi dan berada di samping si kecil untuk meng-encourage dia pergi ke toilet.
Setiap waktunya No.1datang sesuai catatan, aku akan segera membawa Kinar ke toilet dan meng encourage nya untuk pipis. Pada awalnya, kadang tidak ada Pipis yang keluar sama sekali. Jangan nyerah Mom! namany juga belajar. Di awal pasti akan ngerepotin sekali, tapi lama lama mereka juga belajar.
Ada beberapa yang berfikiran ,mencatat mereka pipis itu sunggu kerjaan yang sulit, maka mereka pukl rata setiap 1 jam atau 2 jam dibawa ke toilet.
well, you do what ever you think its works for little one.
Asalkan konsisten dan terus dilakukan juga displin.
Di step No.1 inilah kamu bisa sediakan selalu disinfactan kit yang sudah kita bahas di atas. Karena disini jugalah saat yang paling tepat untuk melatih si kecil dalam meng- hold cairan No.1 nya.
Selama kurang lebih 1minggu aku sama sekali tidak keluar rumah, demi menghindari "bingung" untuk Kinar. kenapa bingung?
Kinar saat itu belum lancar bicara dalam bahasa apapun, kadang dia mengerti maksud yang Ibunya sampaikan kadang juga tidak. dari pada dia bingung "kok hari ini boleh pipis di pampers kemarin tidak?" jadi yang bersabar dulu sampai Kinarnya aman. Untuk sesi travelling aku ada sendiri sih kit-nya
Quick Tips:
Saat training No.2, kalau sempat si kecil sekalian pipis, tips dari aku adalah meng-apresiasi moment itu
"waaw Kinar liat deh! pipisnya keluar! funny! good job! toss toss! yey!
Yes kedengarannya kaya aneh ya? haha tapi itu membantu mereka itu nge-set mindset nya, bahwa this is fun and the right thing to do.
------
Holding the Pee
Lama kelamaan setelah satu mingguan dilatih, mereka mulai berusahan memberikan kode setiap kali mereka bibis, mulai dari kode bahasa tubuh, sampai dari lisan sekalipun.
Kalau sudah mahir dalam memberikan kode, maka kita sedikit demi sedikit merubah kebiasaan kita sebagai orang rumah dan kata-kata perintah kita ke sikecil. Kalau semisal dalam training No.2 dan di awal-awal No.1 kita terbiasa menggendong si kecil agar cepat sampai ke Toilet tanpa accident, sekarang pelan-pelan kita biasakan untuk jalan kaki dari spot si kecil berada ke Toilet tanpa di gendong. awal-awal pastilah akan banyak sekali accident mungkin tapi ini akan membantu persiapan sikecil untuk keluar rumah nanti juga membantu dia menggontrol cairannya.
Merubah kata-kata perintah yang aku maksud adalah untuk menyelipkan kata perintah
"tahan sebentar ya"
"Kinar mau pipis? yuk jalan yuk.. tahan yaaa tunggu sampai ketoilet ya.."
"Run..run yuk Kinar yuk pipis di toilet"
etc....
Night Time Works!
Untuk minggu kedua setelah minggu pertama kalian bisa coba pergi keluar dengan pengukuran waktu yang pas. Kalau belum percaya diri, bisa di pakaikan pampers kok! hehe asalkan make sure
Ibu selalu memastikan pampersnya kering, kalau terlalu lama di luar usahakan tetap ikuti jam pipisnya, jangan sampai si kecil pipis di pampers walaupun pakai pempers, menghindari kebingungan dan merusak rutinitas. Not to forget anak kecil, baby, toddler sangat suka dengan rutinitas
Dalam 2 minggu pertama ini aku belum melepas pampers di malam hari dan di minggu kedua didalam rumah aku full lepas pampers, untuk di malam hari, aku sangat memperhitungkan kualitas tidur si Kinar terutama malam hari. Kalian pernah baca Kah kalau pada saat tidurlah perkembangan otak anak tumbuh dengan super cepat. Itu alasannya aku agak enggan untuk bangunin Kinar malam-malam apalagi ngebiarin Kinar begadang. Apalagi kalau sikecil pipis tengah malamnya lebih dari 1 atau 2 kali. Tapi supaya kandung kemihnya tidak "lupa" at some point aku tetap harus membangunkan Kinar di tengah tidur malamnya.
Tapi untuk meminimalisir terlalu sering bangun di tengah malam, aku menunggu sampai kemampuan "holding the pee" nya Kinar membaik. Tujuan agar supaya proses bangun-bangun tengah malam nya tidak berlangsung lama dan membuat Kinar "wegah".
sekitar 2 setengah minggu-an melatih pipis di toilet dan lepas pempers di siang hari, aku baru melatih Kinar pipis di toilet tengah malam. (dalam hal ini Ibu bisa pilih mau menidurkan anak tetap dengan pempers tapi make sure dia gak pipis di pempers, atau completely lepas dan betul-betul disiplin dalam membawa si kecil ketoilet tengah malam) untuk urusan pipis tengah malam ini agak berbeda dengan cara di siang hari, membangunkan anak dengan se-gentle mungkin. kalau bisa jangan sampai bangun, Berikut aku share gimana dulu handle Kinar saat tengah malam:
1. Gendong pelan pelan
2. Di puk-puk selama perjalan ke toilet
3. Lampu kamar mandi tidak perlu dinyalakan pastikan cahaynya redup remang-remang
4. Saat memberishkan, berhati-hati dan segentle mungkin
5. Saat di duduk-kan tetap memeluk anak (jadi dia bisa tidur di pundak kita sih, awalnya agak ribet tapi kalau sudah terbiasa lama lama kalian mahir)
6. Untuk anak laki-laki saya pikir sama saja, tinggal dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Tidak butuh waktu lama untuk training malam hari sih,setidaknya untuk Kinar. memang kadang ada saja accident tapi dalam batas wajar. Asal sebelum tidur biasakan pipis dan tidak ada liquid yang masuk saat setelah gosok gigi dan pipis terakhir.
Lama kelamaa, Kinar bisa menahan pipisnya hingga pagi, dan dia memiliki kualitas tidur yag sangat baik, jauh lbih baik saat dia masih pakai pempers. hehehe
Setelah mahir menahan pipis, kalau tengah malam mendadak ingin pipis, seperti biasa Kinar akan memanggil Ibunya dan kami jalan berdua pelan-pelan ke kamar mandi, dan lanjut tidur deh!
Apakah Kinar minum atau ngedot susu dimalam hari?
Seperti yang aku jelaskan di awal, aku menungu Kinar setelah selesai menyusui. Setelah disapih, aku sama sekali tidak memberkan Kinar susu dimalam hari saat di tidur, ataupun dot. Alasannya: selain tidak di rekomendasikan ngedot saat tidur karena berpengaruh terhadap pertumbuhan gigi, bentuk dan strutur gigi, plus Kinar bukan anak dot dari dulu.
Kalau Kinar haus, selalu ada segelas air putih di dekatnya.
Selain itu aku memang kurang sreg kalau Kinar harus bergantung dengan minum di malam hari. selain akan menguragi nafsu makan di keesokan harinya yang mugkin bisa menjadi akar dari penurunan berat badan juga bisa mengurangi kulitas gizi yang di makan di makanan utamanya. Berpengaruh loh! Kecuali, memang anak kalian berat badannya jauh di bawah rata-rata sehingga harus di support lebih meskipun malam hari.
So, bedtime story, berdoa, minum segelas susu, sikat gigi, kumur-kumur, tidur.
Itu adalah rutinitas Kinar sebeum tidur, s.e.t.i.a.p h.a.r.i.
Travel Potty
Nah untuk bagian ini kita perlu peralatan ekstra, tapi ini pilihan ya. kalian bisa ikuti atau skip saja.
Pengalaman yang bisa saya bagikan ketika kami traveling ke Paris. Disitu saya benar-benar memikirkan bagaimana caranya agar Kinar bisa tetap di rutinitasnya dan trainingku tidak sia-sia hanya karena 2 jam perjalanan dari Bergen-Paris.
Karena aku belum tahu kondisi di bandara nanti seperti apa, maka aku memutuskan untuk tetap menggunakan pempers, jaga-jaga kita harus berada di situasi yang menyebabkan kita tidak bisa lari secepat kilat ke kamar mandi, seperti saat security check etc. Dari rumah aku sudah membuat Kinar kenyang dan pipis juga pupup, di pakaikan pakaian yang comfy,cozy, dan tidak ribet. sehingga memudahkan aku untuk buka pasang celananya. Dan tak lupa aku pakaikan pempers di ikuti dengan komunikasi bolak balik kalau Kinar tetap harus bilang saat mau No.1 atau No.2. Aku tetap mengikuti jam pipisnya dan setiap ada toilet aku pasti sempatkan tanya apa Kinar mau pipis, terutama sebelum mau naik pesawat. pokoknya... well you got what I mean right? be extra sensitive.
Apa saja yang di siapkan?
Pertama merapikan diaper bag. Usahakan isinya se practical mungkin memudahkan kita dalam berpergian.
1. Potty adapter (kali ini aku beli baru, karena baby bjørn yang kami punya tidak cukup ditas ransel KanKen yang paling pewe dibawa kemana-mana itu hehe
2. Tissue basah
3. Botol spray yang isinya campuran detol dan air (1:1). ini digunakan ntuk membersihkan dudukan toilet umum dan potty adapter kita.
4. Pakaian dalam
5. Ekstra celana
6. Hand sinitizer
7. Ekstra Pempers, just in case kalian berlibur ke tempat yang susah nyari toilet seperti di Paris! huft. Sekalinya nemu Toilet baunya ampun dehh!!

Ini adalah adapter yang aku bawa-bawa saat keluar rumah, ukurannya sekitar 7 x 30 x 28 cm.
Potty ini ukuranny pas di tas ranselku yang ukurannya medium dan masih menyisakan ruang untk 6 barang lainnya sesuai list di atas.
Bahkan ini aku bawa saat traveling ke Indoesia juga!

Nah! Sewaktu akan balik ke Norway dari Indonesia, aku traveling hanya berdua dengan Kinar sehingga barang-barang yang tadinya bisa di share saat suami ikut, harus aku bawa sendiri karena Bapaknya Kinar pulang lebih dulu ke Norway.
Jumlah buku , mainan, boneka yang aku bawa bisa dibilang tidak sdikit, aku bawa 7 buku, 7 mobil-mobillan, 2 boneka, dan lain-lain.
Sehingga si princess potty nya tidak bisa masuk ke tas :(
Alamdulillah browsing kesana kemari, dan nemuin si Karibu ini!
Oh-my-Allah SWT!! it is really safe my life tho!
Ringkes, mudah dibersihkan, kecil, dan sejauh ini masuk kesemua model toilet.
Walaupun, tidak se-steady adapter lainnya yang pernah aku coba, tapi mengingat modelnya yang simple dan mudah dibawa, aku tetep sih jatuh cinta.
Kalian bisa dapatkan di toko bayi "Suzzana baby shop", agak sulit di dapatkan karena mereka cepat sekali kosong dan habis terjual. tapi banyak kok flip cushion, seperti ini walaupun tidak dari brand Karibu, tapi ada juga yang polos motifnya bahkan segala ukuran ada, untuk orang dewasa sekalipun . Untuk daerah Malang, coba cek di toko "Lollipop" dan toko sebelahnya yang aku lupa namanya apa hehe. mereka tidak menjual Karibu, tapi yang polos di jual loh!
Alhamdulillah...
In shaa Allah ini semua ilmu yang saya punya dan sudah saya share se-detail-detail nya.
Semoga cerita journey ini bermanfaat dan bisa membantu sesama Ibu diluar sana.
Aku memang baru beranak 1, dan pengalamanku baru dari anak 1, tapi setiap cerita yang saya share pasti sudah saya lakukan research terlebih dahulu dan menunggu sampai saya yakin tips tips ini benar berhasil. Makanya baru bisa share sekarang ketika Kinar sudah hampir 3 tahun, which is 1 tahun 5 bulan setelah potty training terjadi. Jadi aku secara pribadi cukup percaya diri dan yakin untuk nge-share perihal ini, karena sudah aku rasakan dan liat hasil dari trainingku sendiri.
Semoga kalian mendapatkan inspirasi dari tulisan panjang kali lebar ini, aku benar-benar lega karena sudah menyelesaikan tulisan ini yang aku janjikan berbulan-bulan lalu.
salut untuk para blogger diluar sana, yang selalu bisa keep it up.
Setiap anak berbeda dalam menanggapi perubahan, take your time!
Love,
AS
Comments